Electronic Resource
MODEL INTERVENSI GANGGUAN KESULITAN BELAJAR
Siswa sekolah dasar memiliki karakteristik yang unik dan memiliki
metode pembelajaran yang berbeda di seteiap jenjenagnya. Identifikasi
karakteristik perlu dilakukan berdasarkan minat, bakat, tuntutan,
kebutuhan dan kepentingan peserta didik. Gangguan kesulitan belajar
sering terjadi di sekolah dan salah satu penyebabnya adalah gaya belajar
anak yang tidak sesuai, sehingga hanya 30% dari anak yang mampu
mengikuti pembelajaran dengan baik, sedangkan sisanya 70% anak tidak
terakomodasi oleh guru.Belajar merupakan suatu perubahan dalam
tingkah laku menuju perubahan tingkah laku yang baik, dimana
perubahan tersebut terjadi melalui latihan atau pengalaman
Problematika belajar anak terdapat 2 faktor yaitu faktor internal
dan eksternal Adapun faktor internal siswa antara lain, sikap terhadap
belajar,motivasi belajar,konsentrasi belajar, kemampuan mengolah bahan
belajar dan menyimpan perolehan hasil belajar, menggali hasil belajar
yang tersimpan, kemampuan berprestasi dan rasa peracaya diri siswa.
Sedangkan faktor ekstrenal guru sebagai pembina siswa dalam proses
belajar, tersedianya sarana dan prasarana pembelajaran, kebijakan
penialaian, lingkungan sosial siswa di sekolah serta kurikulum sekolah.
Kesulitan belajar sendiri diklasifikasian menjadi dua yaitu kesulitan belajar
yang berhubungan dengan perkembangan (development learning
disabilities) dan kesulitan belajat akademik (academic learning
disabilities).
Identifikasi dan karakteristik peserta didik bisa dikenali setelah
tiga bulan pertama pembelajran. Pencapaian hasil belajar bisa diperoleh
dari tes formatif dan tes sumatif. Assesment formal dan informal juga perlu
dilakukan. Assesmen formal oleh psikolog sekolah tentang kondisi
keluarga, mengukur inteligensi dan perilaku melalui alat ukur terstandar,
serta gambaran khusus tentang kelebihan dan kekurangan peserta didik.
Sedangkan guru kelas dan orangtua memberikan informasi tentang
perkembangan anak, ketrampilan yang diperoleh anak, motivasi, rentang
perhatiannya, penerimaan sosial dan penyesuaian emosional dengan
mengisi rating scale tentang perilaku anak. Adapun tes yang dilakukan
bisa menggunkana tes inteligensi WISC-R (Intelligence Scale Of Children
Revoieced), tes capaian hasil belajarbisa menggunakan Woodcock-
Johnson Psycho Educational Batery, Peabody Individual Achievement
Test (PIAT), Wide Range Achievemnet Test, Test of Language
Development Primary (TOLD-P), Test of Written Language (TOWL),
Adapaun penanganan kesulitan belajar perlu ditanganai dan untuk
membantu individu yanag mengalami kesulitan belajar:
Pertama, pengajaran remidial yaitu dengan mengindividuasi
program pengajaran dan guru harus mampu memahami kekuatan dan
kelebihan peserta didik. Disisi lain juga harus mengetahui emosi dan
karakteristik peserta didik dan membantu menyelesaikan masalah
belajarnya. Program remidial juga bisa dibuat berdasarkan kemampuan
yang dimiliki individu sedikit demi sedikit dan baru disesuaikan dengan
potensi yang dimiliki. Kemudian perlu juga mengontrol variabel yang
mempengaruhi proses belajar seperti ketegasan gurum beban belajar
pemdia pembelajran dan lainnya.
Diantara bentuk pembelajaran remidial antara lain pelatihan atau
penugasan pada ketrampilan yang belum dikuasai agar dapat dikuasai
secara menyeluruh. Pelatihan penguasaan proses, pelatihan ini bertujuan
untuk mengkoreksi penyimpangan yang terjadi dalam masa
perkembangan seperti penyimpangan dalam pemusatan perhatian,
ingatan, persepsi, berfikir dan berbahasa serta Pelatihan dan perilaku dan
kognitif, pelatihan perilaku.
Tidak tersedia versi lain